Sejarah Desa Nagasari
Editor: Rifki Afifan Pridiasto
Pada zaman dahulu, ada seorang demang (kepala distrik yang memiliki kedudukan di bawah kepala desa) bersama pengikutnya yang datang dari wilayang Karangkobar, Banjarnegara tengah melakukan kegiatan supervisi. Perjalanan jauh membuat mereka lelah. Mereka melepas penat dengan beristirahat di bawah pohon yang dinamai pohon Nagasari. Setelah dirasa cukup, mereka melanjutkan perjalanan.
Saat Pak Demang (orang yang memimpin rombongan) hendak melanjutkan perjalanan, beberapa pengikutnya berkeinginan untuk tetap tinggal di daerah itu. Dengan kerendahan hatinya, Pak Demang pun mengizinkan mereka untuk tetap tinggal. Beliau berpesan, suatu saat jika daerah ini berkembang, jadikanlah sebuah desa. Tak sampai di situ, Pak Demang menuturkan agar memberi nama desa tersebut 'Nagasari'.
Di sisi lain, Pak Demang bersama rombongan yang memilih meninggalkan daerah itu melanjutkan perjalanan menuju selatan. Perjalanan sempat mengalami kebuntuan. Among laku (penunjuk arah perjalanan) tersesat di tengah perjalanan karena terhalang hutan dan gunung yang sukar dilewati. Untuk mengenang peristiwa tersesatnya among laku, daerah tersebut diberi nama 'Ponggok', yang berarti terhalang atau dalam bahasa Jawa 'keponggok'. Among laku berpesan jika di suatu hari daerah itu berkembang menjadi sebuah perkampungan agar diberi nama 'Dukuh Ponggok'.
Kebuntuan berhasil terpecahkan saat mereka mendapati wilayah yang sudah dihuni warga. Mereka bermaksud untuk beristirahat sejenak menghilangkan lelah akibat jauhnya jarak perjalanan yang telah ditempuh. Saat beristirahat, tetiba terlintas di benak, mereka merasa ragu, bimbang, dan kurang enak hati. Dalam pikirannya, mereka menimbang keuntungan untuk lanjut atau tetap tinggal di daerah tersebut. Peristiwa ini dikenang dengan diberinya nama 'Dukuh Timbang', yang berarti tempat menimbang-nimbang saat mereka menentukan pilihan. pada daerah itu.
Pada akhirnya, 'Nagasari', 'Ponggok', dan 'Timbang' disatukan menjadi 'Desa Nagasari'. Kemudian ditunjulkah sesepuh desa menjadi seorang pemimpin (lurah desa). Awal terbentuknya Desa Nagasari terpusat di daerah Nagasari, tempat awal para rombongan Pak Demang yang memilih tinggal saat beristirahat di bawah pohon Nagasari.